iskrimAvatar border
TS
iskrim
Pulang Kampung, Segumpal Kerinduan Aji dan Harapan


Di tengah panasnya sinar matahari, seorang Aji menapaki jalan setapak yang berliku menuju desa kecil tempat ia dibesarkan. Setelah bertahun-tahun meninggalkan kampung halamannya demi mengejar cita-cita, akhirnya saatnya untuk mudik dan berharap bertemu ibu serta adik-adiknya yang masih kecil.

"Bu, sudah dekatkah kita?"tanya Aji yang masih menggendong tas ranselnya yang terasa semakin berat di pundak. Aji dijemput ibunya dengan motor bebek butut peninggalan almarhum ayahnya.

"Iya, Nak. Sudah tidak lama lagi. Kamu pasti rindu dengan adik-adikmu, kan?" jawab ibunya dengan senyum hangat di bibirnya. Aji mengangguk dengan tatapan kerinduan yang mendalam.

Sesampainya di rumah, aroma nasi liwet khas ibunya langsung menyambut mereka. Aji tersenyum melihat ibunya sedang sibuk mempersiapkan masakan kesukaannya di dapur, teringat betapa ia selalu merindukan masakan ibunya.

"Bu, adik-adik di mana?" tanya Aji penasaran.

"Mereka sedang bermain di kebun belakang, Nak. Kalian pasti akan senang bisa bertemu," jawab ibunya sambil menyeka keringat di dahinya.

Seolah lupa dengan perut kosongnya, Aji bergegas menuju ke kebun belakang. Di sana, dia melihat adik-adiknya sedang bermain dengan riangnya di sekitar kolam ikan kecil dan kandang kambing.

Dari kejauhan Aji mendengar suara kecil "Kak Aji!" yang ternyata adik perempuannya, Nia sambil berlari mendekat disusul Didi si adik paling kecil. "Hore, kakak pulang! Kami kangen sekali!"

Aji tersenyum haru melihat keceriaan di wajah adik-adiknya. Mereka saling berpelukan dnegan eratnya, seperti tidak ingin melepaskan.

"Kalian sudah besar semua!" ucap Aji sambil memeluk satu per satu adik-adiknya.

Malam itu, mereka duduk bersama di teras rumah, suasana hangat, bercerita tentang apa yang telah terjadi selama Aji menjalani hidupnya di kota besar. Mereka tertawa, mengobrol, dan berbagi cerita, seolah waktu tidak pernah berlalu. Waktu terasa begitu singkat.

Namun, kebahagiaan mereka terganggu oleh kekhawatiran tentang masa depan. Ya, rumah mereka terlihat semakin lapuk, cat banyak yang mulai mengelupas, genteng-genteng perlu perbaikan dan keuangan keluarga mereka semakin sulit.

"Kak Aji, apakah kita akan terus tinggal di sini?" tanya Nia adik perempuannya yang besar dengan nada cemas.

Aji terdiam sejenak sambil menghela nafas kecil.



"Aku akan mencoba yang terbaik untuk kita semua," jawab Aji dengan mantap, meskipun dalam hatinya merasa cemas.

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan saatnya Aji untuk kembali ke kota. Momen perpisahan selalu menyakitkan, terutama ketika harus meninggalkan ibu dan adik-adiknya.

"Jangan khawatir, Bu. Aku akan segera kembali," ucap Aji sambil merangkul ibunya erat.

"Kami akan merindukanmu, Nak," jawab ibunya dengan mata berkaca-kaca. Disusul kedua adiknya dengan tatapan polos dan tak ingin melepas Aji.

Dengan berat hati, Aji segera meninggalkan desa kecil itu, namun di dalam dirinya terus berkobar semangat untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.

Saat Aji tiba di kota, ia membawa serta harapan dan impian untuk merubah nasib keluarganya. Meskipun perjalanan hidup tidak selalu mudah, namun cinta dan kebersamaan keluarga tetap menjadi pendorongnya untuk terus maju. Semoga Aji bisa merubah hidup keluarganya dan hidup bahagia.








Original Thread © 2016 - 2024 iskrim
Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS
Opini | img : Ai  



Diubah oleh iskrim 06-04-2024 02:24
krukovAvatar border
indrag057Avatar border
ciecieeeeeeeeAvatar border
ciecieeeeeeee dan 7 lainnya memberi reputasi
8
614
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan