Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nibrasulhaqAvatar border
TS
nibrasulhaq
2 Manusia Hebat yang Hampir Terlupakan, Siapakah Mereka?

Mulia itu Bukan Karena Kekayaan



Bismillahirrahmanirrahiim


Tabi'in satu ini adalah salah satu tabi'in yang tidak begitu
terkenal di kalangan seluruh umat Islam di zaman sekarang, tidak terkenal seperti tabi'in yang lain-nya seperti: Malik bin Anas bin Malik yang terkenal dengan imam Malik, kemudian Abu Abdillah Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Hanbal asy-Syaibani yang kita kenal dengan imam Hambal, Abu Hanifah Al-Nu'man bin Tsabit bin Zutha Al- Kufi yang sering disebut dengan imam Hanafi dan satu lagi yaitu imam Muhammad bin Idris bin Abbas bin utsman bin syafi' yang pengikutnya cukup banyak hingga pada negeri imam syafi'i.

Mereka adalah para tabi'in dan sekaligus imam madzhab yang paling terkenal oleh umat muslim zaman sekarang.

Sementara ada dua ulama' juga selaku tabi'in di masanya itu tidak banyak ummat pada masa ini tidak begitu dikenal.

Tahukah anda siapakah mereka?siapakah para nama tabi'in itu? Mari simak kisah hidup beliau yang hampir saja terlupakan.

1.Atha' bin Abi rabi'ah.


Atha' bin Abi rabi'ah adalah seorang tokoh ulama ahli fiqih, ahli tafsir dan perawi hadits dari golongan tabi'in, yang bertempat tinggal di Mekkah.

Atha bin Abi Rabah merupakan seorang keturunan Habasyah (kini Etiopia, Afrika),
yang lahir di Al-Janad, sebuah kota di Yaman.

Pada awalnya ia adalah seorang mawla (budak) keluarga Al-Fihr di Mekkah, namun ia dibebaskan dan menjadi penuntut ilmu dari para sahabat Nabi, khususnya Jabir bin Abdullah al-Ansari, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Zubair, dan lain-lain.

Atha di kemudian hari menjadi ulama yang luas pengetahuannya dan amat dihormati, hingga bersama Mujahid bin Jabir dipercaya sebagai imam pemberi fatwa atas berbagai permasalahan penduduk Mekkah.

Para ulama yang menjadi muridnya antara lain Amru bin Dinar, Az-Zuhri, Qatadah, Malik bin Dinar, Al-A'masy, Al-Auza'i, dan lain-lain.Al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Atha dalam kitabnya sebanyak 109 kali.

Atha disebutkan meninggal dalam usia 88 tahun pada tahun 115 H (733-4 M), meskipun ada pula penulis sejarah yang menyatakan bahwa ia hidup hingga usia yang lebih lanjut lagi.

2. Umar bin Abdul Aziz

Umar lahir di Madinah pada tahun 682. Sebagian sumber menyatakan bahwa dia lahir di Mesir. Ayahnya adalah 'Abdul-'Aziz, putra Khalifah Marwan bin al-Hakam yang merupakan sepupu Khalifah 'Utsman bin 'Affan. Ibunya adalah Laila, cucu Khalifah 'Umar bin Khattab.

Menurut tradisi Sunni, keterkaitan silsilah antara 'Umar bin Abdul 'Aziz dengan 'Umar bin Khattab bermula pada suatu malam pada masa 'Umar bin Khattab.

Saat sedang beronda malam, 'Umar bin Khattab mendengar percakapan antara seorang gadis dan ibunya dari keluarga pedagang susu.

Sang gadis menolak mencampur susu dengan air sebagaimana yang diperintahkan ibunya lantaran terdapat larangan dari khalifah mengenai hal tersebut dan mengatakan bahwa Allah melihat perbuatan mereka meski 'Umar bin Khattab sendiri tidak mengetahui. Kagum akan kejujurannya, 'Umar memerintahkan salah seorang putranya, 'Ashim, untuk menikahi gadis tersebut. Dari pernikahan ini, lahirlah Laila, ibunda 'Umar bin 'Abdul 'Aziz.

'Umar lahir pada saat kekhalifahan dalam kepemimpinan Bani Sufyani, cabang Bani Umayyah yang merupakan keturunan Abu Sufyan bin Harb. Pada masa Khalifah Yazid, perasaan tidak suka dari penduduk Madinah terhadap Yazid meluas menjadi sentimen anti-Umayyah, sehingga semua anggota Bani Umayyah diusir dari Madinah.

Setelah masa kekhalifahan Mu'awiyah bin Yazid berakhir pada 684, kendali Umayyah atas kekhalifahan sempat runtuh dan banyak pihak berbalik mendukung 'Abdullah bin Zubair, khalifah pesaing Umayyah yang berpusat di Makkah.

Umayyah kembali menguatkan pengaruhnya saat Marwan diangkat menjadi khalifah di Syria. Putra Marwan, 'Abdul-Malik, ditetapkan sebagai Gubernur Palestina dan putra mahkota, sedangkan putra Marwan yang lain, 'Abdul 'Aziz, ditetapkan sebagai Gubernur Mesir dan wakil putra mahkota.Setelah Marwan mangkat, 'Abdul Malik menjadi khalifah, sedangkan kedudukan 'Abdul 'Aziz naik menjadi putra mahkota sekaligus masih tetap mempertahankan kepemimpinannya atas Mesir sebagai gubernur.

'Umar bin 'Abdul 'Aziz menghabiskan sebagian masa kecilnya di wilayah kekuasaan ayahnya di Mesir, utamanya di kota Hewan.Meski begitu, dia menerima pendidikan di Madinah yang saat itu kepemimpinan kota tersebut sudah diambil alih kembali oleh pihak Umayyah pada 692. Menghabiskan masa mudanya di sana, 'Umar menjalin hubungan erat dengan orang-orang saleh dan perawi hadits.

Di penghujung usia, 'Abdul Malik ingin agar takhta kelak diwariskan kepada putranya, Al-Walid, dan bukan kepada 'Abdul 'Aziz. 'Abdul 'Aziz menolak menyerahkan kedudukannya sebagai putra mahkota, tetapi perselisihan dapat dihindari lantaran 'Abdul 'Aziz wafat lebih dulu dari 'Abdul Malik. 'Abdul Malik kemudian menobatkan Al-Walid sebagai putra mahkota. Selain itu, 'Abdul Malik memanggil 'Umar ke Damaskus dan menikahkannya dengan putrinya sendiri, Fatimah.

Itulah 2 tabi'in yang sedikit terlupakan pada zaman sekarang. Padahal kita tahu bagaimana kemuliaan keduanya.

Semoga bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi bagi kehidupan kita di dunia yang fana ini.

Wassalam

Penulis: @nibrasulhaq
Narasi: oppri

ressiveAvatar border
evywahyuniAvatar border
evywahyuni dan ressive memberi reputasi
2
1.2K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan