Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alunaziyaAvatar border
TS
alunaziya
Saat Bulir Padi Tak Semanis 'Malika'. Gatal Tapi Bikin Kenyang, Sering Dicibir?
Assalamualaikum ....
Selamat datang kembali di tread ane, Agan Sista.
Semoga selalu bahagia
.

Panen raya telah tiba. Para petani menyambut kedatangannya dengan penuh suka cita. Penantian sejak mula tebar benih padi pun, akhirnya sampai pada titik ujung. Saatnya menuai apa yang telah ditanam dengan segenap rasa syukur.
Alhamdulilah....



Di tempat tinggal ane, rata-rata penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Keseharian kami yang memang hidup di pedesaan, tidak akan pernah lepas dari yang namanya merawat sawah. Entah itu sawah dari peninggalan keluarga sebelumnya, atau pun yang dari hasil membeli labuhan (garapan). Semua bahu-membahu saling membantu, meski kini tak lagi seperti dulu.


Seiring berjalannya waktu, generasi muda sekarang makin banyak yang enggan bercocok tanam dan mau turun ke sawah. Alasannya pun bermacam-macam. Ada yang bilang ingin mencari pekerjaan lain yang lebih menjanjikan guna meningkatkan taraf hidup, sampai yang merasa gengsi jika harus bersinggungan dengan tanah lumpur dan gatalnya serat bulir padi. Tentu saja masih banyak alasan yang lain.

Terlepas dari itu semua, ane tidak mau terlalu dalam membahasnya. Takutnya hanya akan memancing pro dan kontra. Toh, itu adalah hak pribadi masing-masing orang. Ane tidak punya kapasitas untuk menyalahkan atau pun membenarkan pilihan setiap orang.

Sempat pergi merantau ke ibu kota, ane akhirnya kembali ke daerah asal. Mau tidak mau, ane pun harus belajar mengenal apa itu bertani. Terlambat memang, tapi lebih baik dari pada tidak sama sekali.



Perjalanan yang lumayan panjang jika dibeberkan dari proses awal. Tetapi dalam menanam padi--intinya saja, ya--kira-kira butuh waktu kurang lebih selama tiga bulan dari proses tanam padi hingga waktu panen tiba. Jangan ditanya bagaimana suka duka kami selama tiga bulan itu. Penuh liku.

Saat memanen padi, perkembangan teknologi pun ikut mempengaruhi pola kerja kami. Sebagian orang memilih dengan cara yang cepat dan praktis, yaitu menggunakan bantuan mesin pemotong padi atau Combat. Tetapi sebagian petani masih memilih menggunakan cara manual dengan bantuan alat seperti mesin peret yang dalam pengerjaannya masih membutuhkan tenaga manusia sekurang-kurangnya enam orang.

Apakah selesai sampai di sini? Tidak, Agan Sista. Petani yang memilih membawa pulang padi hasil panen--tidak menjualnya pada para juragan--masih harus menjemur bulir-bulir padi yang baru dipetik itu hingga kering sempurna. Maka jangan heran jika pada saat musim panen seperti sekarang, hampir sepanjang sisi kiri dan kanan jalan terhampar pemandangan padi yang dikeringkan.

Jika cuaca sedang bagus dan bersahabat, butuh waktu dua sampai tiga hari penuh untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Tetapi lain cerita jika cuaca tidak menentu. Sebentar panas, lalu mendung, atau tiba-tiba turun hujan tanpa tanda. Sungguh perjuangan yang menguras tenaga dan juga emosi.



Bagaimana, Gansis? Mungkin selama ini ada yang luput dari perhatian. Di balik bulir beras yang diecer per kilo di warung-warung, ada proses yang sangat panjang dari para petani.

Jadi ... 'Jangan sia-siakan nasi di piringmu'.

Mereka pun lahir dari tangan-tangan petani yang merawat dengan sepenuh hati.
Sama seperti Malika.

Sekian tread ane kali ini, sampai jumpa di tulisan berikutnya. Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum.

Penulis : @alunaziya
Opini pribadi dan dokpri
aripmaulanaAvatar border
agungdar2494Avatar border
ElviHusnaAvatar border
ElviHusna dan 23 lainnya memberi reputasi
24
2.1K
71
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan