Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aguzblackrxAvatar border
TS
aguzblackrx
Satu Kelas Dengan Dia
Horror, Romance



Quote:


PROLOG


Bagas tak sengaja menjadi indigo karena insiden tenggelam di kolam empang yang berair kotor saat masih berumur 3 tahun yang membuat jiwanya terbawa ke alam gaib dan mendapat kemapuan bisa melihat makhuk tak kasat mata meski tidak sekaligus dan berangsur angsur lama hingga dia bertemu dengan sosok di sekolah nya yang membuat dirinya menyadari memiliki kemampuan dan mendapatkan sebuah tanggung jawab besar dalam hidupnya




Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 11-05-2024 15:23
f4r1ds
merlianarian457
imron444
imron444 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
6.7K
645
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
aguzblackrxAvatar border
TS
aguzblackrx
#147
Part 26

#Sosok berkepala Anjing

Suasana sore jalan raya begitu ramai, banyak orang yang baru pulang kerja atau berbelanja atau hanya sekedar menikmati indahnya sore hari. Cahaya sudah mulai condong ke barat dengan Mega berwarna kuning emas.

Aku yang baru keluar dari rumah Merry diantarnya oleh pak satpam sampai gerbang pintu .

"Makasih ya dek, udah mau jenguk non Merry" ucap pak satpam

"Iya, pak semoga Merry cepat sembuh ya, sayang banget penyakitnya aneh. Kalau saja bisa bantu udah saya kasih obat" ucapku pada pak satpam.

"Papah dan mamah nya Merry emang kemana ? " Tanya ku pada pak satpam

"Mereka tuh sibuk. Anak perusahaan nya banyak jadi sering mondar mandir luar negeri. Tadi pagi udah berangkat padahal anaknya lagi sakit. " Ucap pak satpam dengan raut wajah sendu

"Yaudah besok saya kesini lagi jenguk Merry pak. " Kata ku setelah menyalakan mesin motor.

"Yo wes hati hati dek di jalan" ucap pak satpam memperingatkan.

Setelah mengucap salam akunpun menarik gas motor cukup kencang. Apalagi hari sudah nampak sore. Palingan aku akan datang magrib ke rumah.

Baru saja aku keluar dari gang rumahnya Merry , mata ku melihat sosok yang aku kenal. Dia berjalan sendirian memakai rok selutut dan memakai kaos putih lengan pendek. Rambutnya terurai tak begitu rapih. Wajahnya cantiknya seperti pucat sakit.

Aku yang berpapasan dan melewatinya seketika menarik tuas rem kuat kuat lalu berhenti sekitar 5 meter dari dia berjalan. Wajahku menoleh ke arahnya dengan posisi membelakangi.

"Hesty ? Ngapain dia jalan sendiri?" Gumam ku dalam hati. Akupun berhenti hendak menyahutnya.
"Hesti....... " Ucap ku berteriak memanggil namanya akan tetapi dia berjalan seolah tak bergeming sama sekali. Jalan nya santai tapi anehnya dia seolah semakin menjauh. Berkali kali aku meneriakinya akan tetapi tidak digubrisnya sama sekali.

Langkah kakinya sempat terhenti manakala sampai disuatu gang yang dulu sempat aku dihajar habis habisan oleh Aryo . Aneh memang kini dia menoleh ke arah ku dengan senyum yang terbilang aneh. Lalu dia berjalan hingga tidak terlihat dibalik tembok besar pada gang itu.

Akupun berbalik arah dan hendak mengejarnya hingga pertigaan gang tersebut. Namun sosok Hesty tidak aku temui sama sekali. Seharunya dengan kecepatan sepeda motor mampu menyusul orang yang hanya berjalan kaki.

Aku yang penasaran terus melaju hingga melewati tempat yang pernah aku dipukuli itu.

"Hesty kemana sih, barusan tadi dia jalan kesini " ucap ku lirih.

"Peletak...."

Sebuah lemparan batu kecil menimpa helm milikku . Cukup ngilu memang terdengar keras di kepala ku.

Mata ku menoleh ke sana kemari mencari pelaku yang melempar tadi. Saat aku mendongak ke atas rumah kosong terlihat Hesty sudah ada di lantai 2 rumah yang belum beres itu.

"Hesty.... Kau sedang apa disitu ? " Kata ku sambil berteriak dengan kedua tangan diletakan di kiri dan kanan bibir ku.


Reaksi Hesty hanya diam saja. Meski dari kejauhan nampak matanya menatap kosong . Apalagi posisi nya yang membuat ku takut dia jatuh karena berdiri di pinggir balkon yang belum diberi besi penjaga.

"Hesty, cepat turun ...bahaya... " Ucap ku berteriak panik saat kedua matanya terpejam dan merentangkan kedua tangannya seperti hendak menjatuhkan diri.

Rumah kosong yang belum beres itu dipagari oleh seng setinggi 2 meter , semua tertutup rapat tanpa ada celah untuk bisa masuk manusia. Aneh bagaimana bisa Hesty bisa masuk dan naik ke atas rumah dengan cepat.

Aku yang tidak ingin terjadi apa apa pada nya mencoba masuk dengan menaiki pagar besi yang ada disebelah tepi barat rumah tersebut. Dengan susah payah akhirnya aku masuk ke rumah tesebut. Aku pun melompat dari pagar dan jatuh tersungkur ke tanah . Saat mata ku kembali melihat ke lantai 2, sosok Hesty sudah tidak ada disana.

"Kemana dia ? Hes .... Hesty ...... " Ucap ku kembali berteriak

Wusssh

Suara deru angin menghempas dari atas lantai dua. Reflek mataku melihat sebuah benda panjang melesat ke arah ku. Akupun terkejut dengan serangan dadakan itu. Dengan sigap aku menghindar ke arah depan dengan menggulingkan diri karena saking terkejutnya.

Cebbbb

Sebuah tombak dengan gagang besi berwarna hitam tertancap di atas tanah , aku yang terkejut melihatnya seketika waspada. Kedua kalinya serangan pun terjadi, kali ini sebuah pedang dengan duanmata bilah kurang dari dua meter melesat menembus kaca jendela lantai satu

Prankkkkk seetttttt

Aneh nya dengan mudah aku bisa mengindari serangan kedua itu . Bukanya takut aku malah lebih mengkhawatirkan keselamatan Hesty dari pada nyawa ku. Akupun mengendap endap mendekati pintu masuk yang belum di cat itu. Warna khas kayu terbuka sedikit. Pelan tapi pasti akupun akhirnya mendekati pintu itu .

Belum juga terbuka lebar, sebuah tali membelit pergelangan kaki ku, seketika aku terjatuh karena tarikan yang secara tiba tiba . .

Sreeett bugg brakkkkk
"Arrgghhh "

Aku jatuh dengan posisi telentang . Kepala ku yang masih memakai helm membetur lantai keramik yang masih kotor oleh debu itu.

"Aaaaaaaaa"

Meski memakai helm tentu saja benturan yang cukup keras di kepala sangat terasa sakit. Mata ku mulai buram dan pendengaran ku seperti mendengung. Tubuhku di seret hingga masuk ke ruang tengah.

Ruang tengah yang cukup gelap karena belum ada lampu membuat penglihatan ku tidak begitu jelas apalagi sore sudah hampir mendekati magrib.

Rasa sakit di punggung dan kepala pusing membuatku tidak fokus .

Hm hm.hm.hmm

Suara tawa yang samar terdengar di dalam ruang itu. Perasaan ku yang cukup merasa takut dan merasa dalam bahaya karena meski penglihatan kurang begitu jelas ada sosok yang berdiri di anak tangga . Sosok hitam dan berkepala seperti hewan.

Dari tangan nya seperti memegang sebuah senjata mirip sebuah pedang. Dia tertawa kembali lalu melompat ke arah ku dengan mengunuskan pedangnya

Ayunan pedangnya diangkat ke atas sambil melompat diarahkan ke arah ku mungkin akan menebas leherku atau membelahnya. Mata ku terbelalak terkejut dengan serangan dadakan yang begitu cepat itu.

Ayunan pedangnya sudah menurun ke arah ku yang hendak mencoba bangkit dan menghindarinya . Kecepatan yang mustahil dihindari dan berharap datangnya sosok penolong dalam waktu singkat..

"Trankkkk "

Sebuah kilatan cahaya menangkis serangan itu, cahaya hijau yang datang dari atas kepalaku yang masih telungkup. Cahaya hijau itu adalah sebuah pedang yang beradu dengan pedang hitam milik sosok berkepala anjing. Percikan api yang dihasilkan dari beradunya kedua pedang tersebut membuat replek mataku tertutup.

Harum wangi semerbak yang ku cium nampak tak asing dari indra penciuman ku. Harum yang sama saat di gedung GOR belakang sekolah saat pertama kali Anna muncul dihadapan ku.


"Anna? " Teriak ku pada nya saat menyadari orang yang ada di atas ku adalah dia.

Selendang hijau nya sempat menempel di atas wajah ku dan tersibak oleh hempasan angin yang entah datang dari mana.

"Gobu daje noki ro missou ...." Teriak sosok itu dengan bahasa yang aneh. Lalu dia melompat kembali ke anak tangga

Sosok Anna lalu berdiri di hadapan ku dengan mengunuskan pedang ke arah sosok mahluk berkepala anjing.

"Siapa pun kau. Akan berurusan dengan ku. " Ucap Anna memperingatkan sosok itu

"Koko nuji wo mesu biku da gataa " ucap sosok itu tanpa diketahui makna nya sambil mengambil salah satu benda berbentuk sisip daun lalu berubah menjadi tombak

Dengan cepat tombak itu dilemparkannya ke arah kami , dengan cepat Anna melakukan gerakan perlindungan sehingga muncul cahaya dinding berwarna hijau.

DUARRR.

Sebuah ledakan terjadi pada dinding hijau pelindung buatan Anna , aku sempat menutup mata karena terang nya efek ledakan itu. Suara gemuruh dan beberapa benda jatuh dari langit langit rumah itu. Anna pun dengan sigap melindungi ku dengan tubuh nya.

Glegghh

Saat kepala ku mendongak tidak sengaja gunung kembar miliknya menempel di wajah ku. Dengan memeluk kepala ku dengan tangannya melingkar di atas kepala sehingga gunung kembarnya sangat terasa di wajahku. Sempat ada rasa sesak karena aku tidak sempat melakukan tarikan napas.

Setelah reruntuhan benda jatuh terhenti , Anna pun jongkok dan memandang ke arah ku..

"Apa kau baik baik saja, Raden ?" Ucap Anna sambil membersihkan beberapa debu di bahu dan bajuku.

Ucapan ana membuat kening ku mengkerut dengan istilah yang tidak akrab ditelinga ku

"Aku baik baik saja Anna, jangan sebut kata itu lagi , aku geli dengarnya " ucap ku pada Anna

Kedua alis Anna lalu menekuk heran, lalu tersungging di bibir manisnya sebuah senyuman.

"Baik, kakang " ucap anna singkat

Akupun membalas senyumannya lalu memeluk Anna refleks.

"Makasih yah" ucap ku pada nya

Anna pun terdiam tanpa membalas pelukan seperti biasanya. Akupun heran dengan reaksinya dan memandangnya lekat lekat. Ekspresi Anna berubah merona merah, wajahnya dipalingkan ke arah lain.

"Apakah kau barusan memeluk ku?" Tanya Anna yang membuat ku heran. Padahal biasanya dia selalu memeluk ku bahkan lebih dari itu.

"Iya, apa kau tak nyaman ? " Tanya ku padanya dan merasa sedikit bersalah

"Tidak, Raden , eh ...maksud ku kakang . Apakah itu tulus dari mu?" Tanya Anna lagi

"Hehe ....refleks. maaf yah " jawab ku pada Anna yang ikut merasa malu dan merasa rendah diri bersikap pada seorang wanita meski dia adalah penjaga ku

Anna pun tersenyum dan menarik kedua tangan ku ke arah luar rumah.

"Ayo kakang segera pulang, akan aku antar kau sampai rumah " seru nya mengajak ku pulang

"I iya ... Tapi ... Bagaimana dengan teman ku? Apakah kau melihatnya?"

"Aku tidak melihatnya disini, kau hanya sendirian , mahluk tadi menjelma menjadi gadis yang kau kasihi " jawab Anna yang membuat heran dengan sikapnya tidak seperti di kemah kemarin.

Akupun tidak bertanya lagi hanya saja ucapnya begitu banyak pertanyaan namun karena aku harus sudah pulang ku urungkan niat ku untuk menanyainya.

Dengan melopati pagar besi akhirnya akupun kembali di motor matic ku , suasana sudah semakin redup dan ditakutkan hujan.

"Aku akan memantau mu dari atas, kau berjalan lah dengan hati hati , disepanjang perjalanan cukup ramai kendaraan berlalu lalang " ucap nya memperingatkan ku

"Baik lah, " akupun menaiki motor ku dan menghidupkan mesin


"Demm..... Demmm demmm "

Suara dentuman tiga kali membuat ku terkejut begitu pula dengan jin penjaga ku. Matanya dipincingkan lalu tangan kanannya ditempel di pelipisnya.


"Ada apa Anna ? Suara apa tadi?" Tanya ku pada Anna

"Itu bukan urusan kita, segeralah pulang kakang" seru sosok penjaga ku

Tanpa pikir panjang dan mempercayai ucapan nya akupun bergerak dengan cepat menarik trottle gas.











*******************
Malam
Plak plak plak
Suara langkah dua orang yang sedang berlari di lorong yang gelap disebuah rumah sakit yang gelap

HOS hos hoss " suara napas tersengal sengal, kedua orang itu sejenak berhenti, salah satu nya memegang kedua lututnya merasakan rasa capek yang luar biasa. Temanya yang satu lagi duduk dilantai menyadarkan diri pada tembok yang sudah mulai kusam dengan napas yang sama capeknya.

"Sial, apaan tuh tadi yah, sup. Suaranya serem bener . Sumpah kaget gw " ucap pria yang memakai topi

"Mana gw tau, lu kan yang bisa liat begituan , gw cuma insting doang ngikutin Lu berlari . Jer" sahut temannya yang bernama Yusup

"Gw aja cuma liat makhluk berdiri , wajahnya seperti anjing , serem nya Cok bawa senjata seperti tombak di arahin ke kita. Makanya gw ngajak lu lari " jawab pria yang memakai kemeja kotak membawa kamera bernama Jery

Keduanya masih ketakutan, dengan napas yang perlahan mereda mata mereka masih mondar mandir kesana-kemari melihat keamanan disekitar .

Kini mereka berada diarea lorong bekas rumah sakit , akan tetapi mereka tidak mengetahui persis dimana tepatnya . Suasana gelap di area bekas rumah sakit yang sudah terbengkalai apalagi disekitar seperti semak belukar sudah mulai menguasai tempat itu. Kelam mencekam begitulah yang mereka rasakan apalagi hawa dingin yang menusuk kulit membuat bulu kuduk mereka merinding.

Jery sebenarnya melihat beberapa makhluk yang sudah biasa dia lihat, penampakannya hanya sekelebat dan menampakan diri di tempat agak jauh seperti kuntilanak, genderuwo, pocong, sosok sosok lain yang cukup seram. Akan tetapi satu hal yang dia takuti adalah sosok makhluk berkepala anjing yang hendak menyerang mereka karena itu bersangkutan dengan nyawa.

"Sreekkk sreeekk "

Jerry dengan jeli mendengar suara langkah kaki yang mendekati , suara itu jelas ada di balik lorong sebelah barat.

"Sup, lu denger ga suara langkah kaki?" Tanya Jerry

"Kagak gw. Emang ada dimana Cok?" Tanya Yusup dengan nada ketakutan . Wajahnya menoleh ke kanan dan ke kiri

"Gimana sih suaranya jelas banget ? Lu lanjut atau udahan demi keamanan " Tanya Jerry memberi pilihan

"Nih viewers banyak yang komment nanya penampakan , gimana sih" ucap Yusup memberanikan diri

"Tapi sup..... " Ucap Jerry terputus

"Crashhhhhhhh "

cipratan darah menyembur ke lantai dan tembok rumah sakit

(Bersambung)

Spoiler for baca:


Spoiler for Cerita:
Diubah oleh aguzblackrx 08-05-2024 16:24
sampeuk
andiroid80x
diditper
diditper dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup