Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Debby33Avatar border
TS
Debby33
" kisah seorang marinir - (life,horror) BASED ON TRUE STORY
salam bagi para kawan kaskus, mimin/momod dan sesepuh forum SFTHsemoga ada hikmah yang di ambil dari cerita ini.

Quote:

sebelumnya saya sudah meminta ijin kepada pemilik cerita untuk share kisahnya di forum ini, dan alhamdulillah beliau mengijinkan, dan mohon maaf jika ada tokoh, tempat, karakter yang agak sedikit di sensor demi kenyamanan semua.

dengan mengucap bismilahirrohmanirrohim, mari kita simak ceritanya.

"semua kisah yang aku ceritakan ini adalah nyata,,semua berdasarkan pengalaman pribadi yang selama ini mengusikku,,,aku adalah seorang anggota marinir yang tidak percaya dengan tahayul atau sejenisnya,,namun,,dari kecil peristiwa2 aneh dan ganjil selalu lengket dengan kehidupanku,,semua itu aku anggap hanya sebuah ilusi,,hingga aku dewasa,,peristiwa ke peristiwa lainnya makin menjadi jadi,,hampir tiap hari selalu terjadi penampakan,,bahkan sekarang yang paling parah begitu aku bersentuhan dengan orang lain selalu nampak gambaran sebuah peristiwa dengan begitu jelas ataupun sekelebat,tetepi bukan gambaran,,,,bahagia.

pada tahun 1999 aku di tugaskan di aceh utara,,desa lancang kecamatan jeunib kabupaten aceh utara,,6 truck mengantarkan kami ke desa tersebut, kami 1 pleton (33 orang) kami berbekal logistik dan perlengkapan militer, jalanan yang begitu mulus dan aspal yang sangat hitam membuat perjalanan kami terasa cepat, walaupun kewaspadaan tetap tinggi namun,, memasuki desa lancang pikiranku sedikit gelisah,,desa itu seperti memiliki aura mistik yang amat dalam,,tengkukku bergidik,,tanpa ada alasan yang jelas,,pos kami berapa di tepi muara, beratapkan rumbia berdindingkan kayu papan, di depan pos kami ada beberapa pelbok yang harus segera diperbaiki, karna karung berisi pasir itu sudah mulai jebol di sana sini, kami segera menurunkan perbekalan dan perlengkapan kami, waktu sudah menunjukkan jam 5 sore, sekelebat bayangan hitam hampir menabrakku, aku terhenyak, mundur 1 langkah, namun mataku tetap menatap bayangan hitang menyeriangi hilang dan meninggalkan bau anyir, aku bertanya pada temanku;

"Tor,, kamu melihat bayangan tadi?"

"aaah bayangan apa,, aku gak melihat bayangan apa2"

mungkin itu adalah perkenalan dari mahkluk sini pikirku.

tanpa terasa penugasanku sudah berjalan 2 minggu,,beberapa penduduk sudah banyak yang mengenaliku, apalagi anak kecil, adalah amir, anak seorang ibu rosmiyati yang sering keluar masuk pos kami,, pada suatu waktu amir berlarian sambil menangis,

'paak,,,pak redy,,,!!!' dia memanggilku dengan kerasnya, aku yang lagi membersihkan perahu karet terkejut di buatnya.

'tolong mak saya pak!,,,toloong pak!!' dia amat histeris juga gelisah.

'kenapa mukamu mir?'tanyaku menenangkan.

'cepat pak!cepaat,,,!!

tanpa bertanya lagi aku segera berlai ke rumah amir,,dan tak lupa aku mengajak 2 orang temanku tuk menemani,, rumah amir hanya berjarak sekitar 100m dari pos, tiba aku di depan pintu rumaj kak rosmiyanti, aku seperti memasuki alam lain, yang bukan alamku, aku buka pintu rumah itu ,,dan,, astaghfirllh hal adzim,, aku meliat sesosok wanita merangka di dinding rumah, rambutnya awut2an,,matanya merah nanar,,dan mulut menyeriangi,, liurnya menetes di ujung bibirnya, sorot matanya amat tajam, bunyi gigi2 yang saling bertemu, sambil mengeram, 'hhhhhrrrmmmmmm,,,,,hhhrrmmmmm,,' nafasnya ngos2an tak beraturan, aku memberanikan diri melangkah memasuki rumah itu,,namun bau anyir segera menyebar menusuk hidungku,,persis bau yang tercium waktu itu,, aku nyalakan lampu rumah yang dari tadi mati, ya Allah,,ternyata sosok merangkak di dinding adalah kak rosmiyanti,,ibunya amir, aku beringsut sedikit menggapao tangan kak ros(begitu kami memanggilnya) namun teriakan kak ros makin kencang.

Posisi kami sekarang berhadap hadapan, kak ros makin menjadi dengan teriakannya, hingga orang kampung ramai di luar menonton kami,,"hheeee,,,kluar kau dari tubuh kak ros" hardikku,, namun mulut kak ros tak menjawab sepatah kata pun, aku meminta temanku untuk masuk dan memegangi kak ros,, namun dengan sekali hentakan, dua temanku terpelanting beberapa meter, akhirnya,, 4 orang warga desa membantu kami memegangi kak ros,, ketika aku menyentuh tangannya,,sontak aku merasa berada diluar desa itu,, aku sedikit bingung, namun aku mencoba menguasai diriku, karna aku sudah pernah mengalaminya, seperti melihat bioskop, tapi gambar di tepinya samar aku melihat seorang anak perempuan yang sedang bermain di tepi sungau, sambil bersenandung bahasa aceh yang tak ku pahami.


Diubah oleh Debby33 11-03-2017 13:00
al.galauwi
sargopip
sampeuk
sampeuk dan 52 lainnya memberi reputasi
49
977.4K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
Debby33Avatar border
TS
Debby33
#170
BUNYU 1


pagi itu di sebuah batalyon marinir di surabaya, kami di siapakan untuk berangkat sagas PAMTAS ( pengamanan perbatasan ) dan OBVIT ( obyek vital ) di sebuah pulau kecil di antara pulau tarakan, nunukan dan sebatik adalah pulau bunyu, kami berangkat dengan kekuatan 1 pleton di pimpin oleh danton ltt alexander, kami berangkat menggunakan pesawat hercules dan mendarat di tarakan, di daerah juata. segera kami sampai di sebuah pulau, dengan menggunakan 5 speed boat 400pk, pulau bunyu bukan pulau yg besar, pulau kecil hanya dengan berlari belum capek sudah kembali ke garis start, begitu yg sering d ucapkan teman2ku, kami mempersiapkan segalanya, membenahi pos yg sudah mulai di makan usia, di pulau bunyu ada kegiatan dari gas pertamina atau pertagas, di sana tiap rumah tidak perlu kompor, namun dari gas2 pertamina yg di salurkan ke tiap rumah dan menyala 24 jam, penduduknya pun tidak begitu banyak, rata2 mereka menempati bagian pesisir, sedangkan pos kami berada di atas ketinggian, mereka banyak dari suku bugis, penduduk bunyu rata2 pedagang atau karyawan pertagas, hampir semua penduduk kami kenal.

kamipun di kelompokkan, terdiri atas beberapa kelompok, 1 kelompok 3 orang, ada yg di tarakan, nunukan, sebatik, seipancang, seibuku dan lainnya, hhhemmm,,, begitu di sebutkan penempatan posku, jadi gak enak fikiranku, TANJUNG KERAMAT, waduuh nama tempat yg sekilas menyeramkan,

" mohon ijin danton, kenapa saya di tempatkan di pos yg namanya mengerikan begitu, emang gak ada pos yg enak si dengar gitu, tanjung bunga, pos apalah " kataku komplain

" justru itu, kamu yg aku jadikan danpos di situ, karna aku tau kamu mumpuni di pos itu "

aku dan 2 orang temanku asep gunawan dan siregar, kami di belaki perahu karet dan logistik lainnya, aku brifing sebentar dengan kelompokku, agar tau apa yg akan di lakukan di pos nanti, aku bersihkan senjataku, ku bongkar dan ku elap biar gak macet, dan aku berbelanja tambahan karna posku jauh dari pemukiman, setelah semua siap aku pun istirahat, karna besok adalah perjalanan yg baru dan petualangan yg baru juga.

pagi harinya kami siapkan perahu karet, mopel, dan perbekalan kami, termasuk peta dan kompas, jam 8 tepat kami semua berangkat, aku menjadi tekong ( motoris ), kulihat siregar dan asep begitu antusias, PK ( perahu karet ) kami menderu-deru, membelah sungai2 kecil yg kanan kirinya lebat oleh pohon NIPAH, hutan di kaltim saat itu masih sangat lebat, hingga bekantan sering bergelayutan disana juga di tanjung, sesekali ada buaya yg sedang berjemur, sungguh hutan yg lebat dan gelap, di sungai2 kecil itu banyak sekali cabang2nya, hingga memaksaku berhenti sebentar untuk melihat peta dan kompas, memastikan kami tidak tersesat.

pagi itu laut seperti kaca, tanpa riak dan ombak, langit yg begitu biru nan teduh, sungguh suasana yg amat romantis, " coba kesini sama pacar ya, gak sama kamu kamu,,hhwaa hhaa haa,,, " kami semua tertawa lebar, sungai yg kami lalui makin gelap, gelap di tutupi oleh dahan dan ranting pohon2 besar yg sebagian menjorok di atas sungai. perjalanan sudah hampir 1 jam, berarti sudah dekat, kubuka lagi petaku, dan memang tinggal 500 meter lagi, terlihat di depan sebuah tanjung dengan sedikit ada bukit, kutambatkan PK kami ke dermaga kecil yg terbuat dari kayu besi, ku ambil barang2ku kutaruh di pos dengan rapi, posku seperti biasa terbuat dari papan dengan 2 tmpat tidur menghadap ke sungai, di sisi kiri pos kami ada papan warna hijau TANJUNGKRAMAT.

kemungkinan yg menulis itu adalah inhutani atau perhutani, " tapi mana bagian keramatnya ya,,???,,ahh ntar lah", kami mempersiapkan makan siang, tiba2 kami di kejutkan datangnya celeng berkaki 3 yg masuk ke dapur kami, " besar sekali celeng ini " bathinku," tapi sepertinya jinak " kata kakek, begitu biasanya kami memanggil siregar, hhuuss,,husss,, aku menghalaunya agar keluar, tapi cuek saja celeng itu, aku beri sebungkus CIAMIE baru menurut. kulihat di dermaga ada segerombolan nelayan yg singgah di posku, aku menghampirinya, ternyata mereka adalah suku yg suka nomaden menggunakan sampan kecilnya, karna kulihat ada anak kecil, ibu2, juga orang tua ikut serta, sampan kecil itu beratapkan daun rumbia, beberapa sampan mengebul asap si belakangnya, hheemmmm,,, aku punya ide

" ibu masak apa? "

" masak kepiting pak "

" waaahh sedap tuh bu "

" mari pak ambil "

" saya tukar mie rebus ya ? "

" boleh,,, boleh pak " mereka kegirangan

maka terjadilah barter, sepiring kepiting dengam 10 bungkus mie instan,

" bapak sering kesini? tanyaku sambil makan kepiting

" sering, kami selalu kesini untuk mengambil air bersih, buat persediaan "

" tapi pak, knapa di namakan tanjung keramat? "

" itu,, ada kuburan orang dahulu di atas bukit " sambil menunjuk

" itu kuburan siapa pak ? "

" ada orang jauh,, tapi entah,, kami tak tau " jawabnya

hheemmm,,, makin penasaran aja kuburan itu, senjapun mulai beranjak, bias warna orange di barat perlahan pudar, air sungai yg terhubung dengam laut pun tenang, pohon2 besar bergerak perlahan terkena hembusan angin. malam pun tiba, aku ambil lampu solar cell ku, dan ku taruh di sisi kiri dermaga, nggak begiru terang sih, sinarnya yg kuning lumayan lah sedikit ada penerangan, karna hanya itu lampu penerangan kami, di samping senter yg masing2 kami miliki, tapi itu untuk yg sifatnya emergency, malam yg begitu gelap, hingga lampu penerangan kami menjadi obyek yg menarik, termasuk serangga ramai2 mengerubuti lampu itu, begitu hening dan damai, dua orang temanku sudah terlelap dalam tidurnya, aku duduk di depan pos, mengamati sungai dan lampu di samping dermaga.

sayup2 aku mendengar suara orang bernyanyi, " aahh,, paling suara radio yg di bawa nelayan, , , eeeehhhh semua nelayan itu kan sudah pergi, suara senandung perempuan, di tengah rimba yang jauh dari pemukiman begini mana ada perempuan ",batinku berkecamuk, mencoba memprediksi hal yg masuk akal,,,,
nomorelies
JabLai cOY
sampeuk
sampeuk dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Tutup