Upaya Amerika dan sekutu untuk mengakhiri perlawanan Houthi belum berkahir, yang terbaru, dikabarkan jika pesawat tempur Super Hornet milik US Navy telah dibekali 9 unit rudal udara ke udara yang terdiri dari empat AIM-9X Sidewinder dan lima AIM-120 AMRAMM. Mengutip laporan The War Zone, pesawat yang dibekali 9 rudal tersebut adalah F/A-18E Super Hornet dari Strike Fighter Squadron (VFA) 83 “Rampagers" dan dari VFA-105 “Gunslingers” yang beroperasi dari dek penerbangan kapal induk USS Dwight D. Eisenhower.

Selain rudal, jet-jet tersebut juga dilengkapi pod penargetan AN/ASQ-228 Advanced Targeting Forward-Looking Independent (ATFLIR) dan garis tengah. Dan tambahan tangki bahan bakar berkapasitas 1.800 liter. Jika tidak dilengkapi pod ATFLIR, satu AMRAMM bisa ditambahkan, sehingga total Super Hornet bisa membawa 10 rudal udara ke udara. Akan, tetapi pod AFLIR punya peran penting untuk membantu melakukan identifikasi teman/musuh, serta bisa disambungkan dengan radar Hornet untuk melacak keberadaan pesawat lawan.

Sidewinder ditambahkan ke Super Hornet dan Growler untuk memberikan lebih banyak 'magazine depth' untuk menembak jatuh drone Houthi. Untuk EA-18G, AIM-9X adalah opsi senjata baru yang ditambahkan ke persenjataan mereka. Kebutuhan akan peningkatan kemampuan rudal udara ke udara ini menjadi jelas selama berbulan-bulan saat kapal induk Eisenhower bertugas di Teluk Aden, di mana kapal ini menjadi bagian dari satuan tugas yang melindungi pelayaran di wilayah tersebut sambil melemahkan kemampuan Houthi yang didukung Iran dalam melakukan serangan.



Di sisi lain, Super Hornet juga telah sukses menembak jatuh beberapa drone Houthi di Laut Merah selama kampanye di Laut Merah. Hal ini menandakan perlu adanya penambahan rudal yang dibawa Supet Hornet. Boeing sebagai produsen meyebutkan jika Super Hornet bisa membawa muatan maksimal 14 rudal udara ke udara yang terdiri dari 12 rudal AIM-120 AMRAAM dan dua AIM-9X Sidewinder. Jumlah ini sudah cukup banyak untuk dibawa oleh pesawat yang tidak terlalu besar seperti Super Hornet.

Rudal AIM-9X menawarkan kemampuan jarak dekat yang kuat, termasuk melawan drone yang semakin menjadi perhatian di berbagai medan dan konteks operasional lainnya. Sidewinder bisa menembak target dari jarak 20 km, sementara AMRAAM yang termasuk rudal jarak menengah yang punya kemampuan beyond visual rangepunya jarak tembak hingga 120 km.



Di tengah meningkatnya serangan drone Houthi di kawasan Laut Merah, penambahan muatan rudal terhadap Super Hornet dan Growler merupakan langkah yang harus dilakukan. Meski terkadang penggunaan rudal untuk menembak drone dianggap terlalu mahal, tapi senjata ini terbukti lebih responsif dan dianggap paling tepat untuk melawan drone. Di sisi lain, drone yang dipakai milisi saat ini telah dilengkapi hulu ledak yang besar, sehingga bisa menimbulkan efek kerusakan yang merugikan. Jadi, penggunaan rudal untuk menembak drone yang lebih murah mulai bisa diterima serta sudah menjadi hal yang lumrah.





Referensi Tulisan: The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera