Sumber Gambar

Sebuah video berdurasi 8 detik yang menunjukkan seorang kakek melakukan pelecehan terhadap seorang bocah perempuan sedang wudhu di sebuah masjid, viral di media sosial. Video ini diunggah oleh akun Instagram @ndorobei.official pada Kamis, 1 Februari 2024.

Dalam video tersebut, terlihat dengan jelas aksi bejat seorang kakek berpeci yang memeluk bocah tersebut dari belakang. Tidak hanya itu, kakek tersebut juga berusaha mencium bocah perempuan yang mengenakan baju merah muda tersebut. Melihat kejadian tersebut, bocah tersebut tampak merasa risih dan tidak nyaman.

Namun, hingga saat ini belum diketahui dengan pasti di mana dan kapan kejadian ini terjadi. Pengunggah video tersebut tidak menyertakan informasi mengenai lokasi dan waktu kejadian. Namun demikian, pihak terkait seperti aparat kepolisian setempat belum memberikan keterangan resmi terkait kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh kakek tersebut terhadap bocah perempuan di bawah umur.

Dalam hukum Indonesia, pelecehan seksual merupakan tindakan yang dilarang dan dapat dikenai sanksi pidana. Jika terbukti bersalah, pelaku dapat dihukum dengan penjara minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun, serta denda sebesar maksimal Rp 5 miliar.


Sumber Gambar

Video ini telah memancing amarah banyak orang setelah diunggah dan menjadi viral di media sosial. Banyak yang mengecam tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh kakek tersebut. Selain itu, para pengguna media sosial juga berusaha untuk membantu mengidentifikasi lokasi kejadian dan meminta bantuan untuk melacak pelaku agar segera ditangkap.

Kekerasan seksual terhadap anak adalah tindakan yang sangat tercela dan tidak dapat ditoleransi dalam masyarakat. Untuk menghentikan aksi kejahatan tersebut, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan undang-undang yang memberikan sanksi berat bagi para pelakunya.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengingatkan bahwa pelaku kekerasan seksual terhadap anak akan menghadapi konsekuensi hukum yang berat. Hal ini tercermin dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 yang mengatur ancaman pidana bagi para pelaku tindak pidana terhadap anak di bawah usia 18 tahun.

Undang-undang tersebut juga diperkuat dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016 yang menyebutkan bahwa pelaku kekerasan seksual yang melakukan tindakan tersebut secara berulang kali, merugikan kesehatan anak, dan menyebabkan disabilitas permanen akan dikenai hukuman berat. Hukuman ini dikenal sebagai Undang-undang Kebiri.


Sumber Gambar

Kasus-kasus yang telah diproses oleh hukum juga menjadi contoh nyata dari sanksi yang keras terhadap pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Misalnya, terpidana pemerkosa 13 santri di Bandung dijatuhi hukuman pidana mati, sementara seorang pelaku pencabulan dan pemerkosaan di Ambon dihukum penjara seumur hidup. Bahkan, ada yang menyatakan lebih baik dihukum mati daripada dihukum kebiri.

Melalui sanksi yang tegas dan berat ini, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari ancaman kejahatan seksual terhadap anak. Selain itu, sosialisasi mengenai konsekuensi hukum ini perlu dilakukan agar potensi pelaku kejahatan seksual terhadap anak menjadi lebih terbuka mata terhadap bahaya dan risiko yang mereka hadapi.

Kasus ini juga menunjukkan pentingnya kesadaran dan pengawasan di tempat-tempat umum, terutama di masjid yang seharusnya menjadi tempat ibadah yang aman dan nyaman bagi semua orang, termasuk anak-anak. Pihak terkait perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah kasus pelecehan semacam ini terjadi di masa depan.

Diharapkan, kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih menjaga keamanan dan kenyamanan anak-anak dalam berbagai situasi, termasuk ketika sedang melaksanakan ibadah.


Sumber: Link Referensi