Tabungan Siswa SD Berjumlah Ratusan Juta belum Kembali Sepeserpun, Ketika yang Diteladani Tidak Memberikan Contoh Baik Mau jadi Apa Negeri ini?



Tidak salah bahkan sangat benar sekali dengan sebuah istilah guru, digugu lan ditiru ungkapan bahwa seorang guru dalam hal ini baik yang berprofesi sebagai tenaga pendidik maupun orang tua, pejabat, tokoh masyarakat atau para selebritis yang menjadi panutan orang banyak terutama kaum muda di negeri ini haruslah mencontoh perilaku baik sehingga para generasi muda pun mengikuti tindakan mereka.

Makanya jika ada seorang panutan seperti artis yang melakukan kejahatan seperti terjerat kasus narkoba maka mereka akan jadi cemoohan oleh banyak orang itu sepertinya hal yang sangat wajar karena memang sepatutnya walau mereka sama seperti kita tapi mereka punya status sebagai orang yang dikenal untuk menjadi contoh baik ditengah masyarakat.

Namun yang miris malah di negara ini banyak kasus seorang guru malah menghina anak penyandang disabilitas bahkan menghancurkan salah satu sifat mulia anak didiknya sendiri yang gemar menabung, kasus ini terjadi di sebuah sekolah dasar negeri di Pangandaran yang dimana sekitar ada 17 anak kelas 6 SD berserta orang tuanya masing-masing kebingungan gara-gara uang tabungan mereka berjumlah 112.576.000 rupiah ketika sudah hampir selesai pelepasan sekolah/lulus malah belum mendapatkan uang itu kembali sepeserpun!.

Kasus ini belum ditanggapi oleh pihak berwajib ya Gansist jadi masih berupa desas-desus namun jika sudah ada keterangan dari pihak yang merasa dirugikan (orang tua murid) sangat mungkin ini bisa jadi fakta yang sebenarnya apalagi ternyata bukan cuma 1 atau 2 orang yang mengalaminya tapi 17 orang.




Sumber Ilustrasi Gambar
Bisa dibayangkan mau jadi apa negeri ini, seorang anak yang sangat hebat masih sekolah dasar saja bisa sampai menabung hingga 45 juta namun tiba-tiba dihempaskan oleh orang yang menjadi junjungan mereka sendiri, suri tauladan bagi mereka, pengajaran kebaikan untuk mereka sampai tega merusak salah satu sifat baik anak SD yang terbina sejak dini.

Sudah pasti mereka akan merasa trauma untuk kembali menabung, dan tentang ada yang menganggap bahwa bukannya lebih cocok jika uang tersebut ditabung di bank sepertinya kurang tepat rasanya anak kecil menabung di bank justru menabung di sekolah maupun di celengan akan lebih bagus untuk melatih gemar menabung dan belajar cara berhemat.

Hanya saja karena beberapa oknum yang tak terpuji akhirnya membuat salah satu sarana menabung untuk anak-anak akhirnya tercoreng, mudah-mudahan anak-anak Agan dan Sista dimari bisa terhindar dari musibah seperti itu tapi seandainya ragu mengajarkan anak kita yang masih kecil menabung disekolahnya ada bagusnya di celengan karena itu sangat bermanfaat untuk si anak lho Gansist dikemudian hari, untuk memilah dan memilih mana uang yang tepat untuk dibelanjakan, untuk kesenangan pribadi seperti beli jajan, kepentingan primer semacam buku LKS atau juga menyisihkan beberapa dari uang tersebut untuk dimasukkan ke celengan buat bekal mendesak untuk hari esok.

Seperti halnya ketika siswi SMP di Jambi yang kemarin kritik keras pemerintah kota disana, saya tidak membela kritikan si anak tapi banyak sekali komentar yang anggap kritikannya sudah menjurus ke penghinaan, betul itu bisa dikatakan seperti itu namun lihat dulu di negeri ini banyak kasus orang dewasa lebih bersikap kekanak-kanakan daripada anak-anak itu sendiri seperti dulu di saat ketua mahasiswa hina Ketua DPR RI dengan mengubah badan Puan Maharani diganti badan tikus.

Gembar gembor revolusi mental, yang direvolusi mentalnya harusnya mereka dulu bukan generasi penerus yang tidak mengerti apa-apa!


'Narasi dan Opini Sendiri'

Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

[URL=https://priangan.tribunnews.com/2023/06/14/ratusan-juta-uang-tabungan-murid-sd-di-pangandaran-hilang-sekolah-tak-bisa-apa-apa?jxrecoid=0d378c6d-6944-4a9e-9b64-bcb4e881ed3a~mix_tribunnews?source=widgetArtikelRekomendasi&engine=JXA]1[/URL]

3