Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan baru-baru ini naik bus listrik TransJakarta bersama putranya, Ismail Hakim Baswedan. Kebersamaan tersebut langsung dibagikan Anies melalui akun media sosial resminya.

Pada unggahan itu, ada dua foto yang dibagikan Anies Baswedan. Foto pertama menampilkan Anies dan Ismail tengah menanti kedatangan bus. Sementara foto kedua menunjukkan keduanya tengah duduk berdampingan di dalam kendaraan.

Namun, yang menjadi sorotan bukan gambar-gambar tersebut, melainkan caption unggahan yang dianggap warganet menyentil pemerintah. Anies Baswedan menulis, dia dan putranya tengah menikmati subsidi pemerintah.

"Jalan bareng Ismail, menikmati subsidi negara atau Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta," demikian tulis Anies Baswedan melalui akun media sosial resminya, dikutip Selasa (30/5).





Keterangan atau caption unggahan tersebut kemudian memantik warganet berkomentar. Mereka kemudian mengaitkan bus elektrik dengan subsidi mobil listrik yang dianggap Anies Baswedan tak tepat sasaran.

"Caption-nya biasa aja, tapi bisa membuat beberapa pihak langsung membara," tulis salah satu warganet.

"Jelas subsidi ya transportasi umum, bukan kendaran pribadi. Bravo Pak Anies, terima kasih JakLingko sama revitalisasi halte busway-nya," kata warganet lain.

"Ini subsidi yang benar untuk seluruh rakyat Indonesia. Kalau subsidi mobil listrik, masuk kantong siapa? Kalian tahu lah," timpal yang lainnya.


Anies Baswedan Kritik Subsidi Mobil Listrik

Sebelumnya, Anies Baswedan secara terbuka mengkritik pemberian subsidi mobil listrik yang digagas pemerintah pusat. Menurut dia, kebijakan tersebut tak menuntaskan masalah polusi dan hanya menambah macet jalan raya. Subsidi menurutnya juga tak tepat sasaran.

"Soal polusi udara, solusinya bukanlah terletak di dalam subsidi untuk mobil listrik. Pemilik-pemilik mobil listrik adalah mereka yang tidak membutuhkan subsidi," ujar Anies Baswedan.

Anies menjelaskan, emisi karbon yang dihasilkan mobil listrik sebenarnya lebih tinggi dari bus berbahan bakar minyak. Hitung-hitungan tersebut merupakan hasil akumulasi dari jumlah penumpang yang bisa diangkut kendaraan.

"Kenapa itu bisa terjadi? Karena bus memuat orang banyak sementara mobil memuat orang sedikit. Pengalaman kami di Jakarta, kendaraan pribadi berbasis listrik, dia tidak akan menggantikan mobil yang ada di garasinya. Dia justru akan menambah jumlah mobil di jalanan, menambah kemacetan di jalanan," kata Anies.

https://oto.detik.com/profil/d-67467...a-jadi-sorotan

Lha.. Kok pak anies posting foto2 juga??..





kalo subsidi kendaraan listrik (termasuk bus listrik) d jakarta masuk ke kantong siapa hayoo??..