Undangan dan Rincian acara: http://www.kaskus.co.id/show_post/56...28b4569/1812/-

Jadi ceritanya begini, ide acaranya diawali dari speak-speak saat kumpul pada 2 Maret 2016 kemarin di kediaman mas frozzy dan diamini oleh semua yang hadir… (dung tak dung tak dung jesssss...)
Kemudian keluarlah maklumat yang menyatakan bahwa segenap warga Forsup reg. Malang untuk ikut serta hadir dan berpartisipasi dalam acara Nongkrongin Gerhana Matahari beberapa hari kedepan.
Persiapan sudah dilakukan dengan pembagian tugas dan koordinasi, dengan harapan semua berjalan lancar dan sukses. Aamiin

Skip langsung pada jam-jam menjelang lahirnya gerhana matahari . Sore itu hape sangat sibuk.. ringtone saling bersahutan, nampak antrian notifikasi seraya menyiratkan permintaan yang aduhhh... mana duluan yaakk
“hai.. lihat aku ya?”
“plissss sentuh aku ya…”
“issshh.. bukain aku dulu!”
“aku kan diatas.. aku duluan dong”
“eh.. aku dibawaaaah.. cepetan geserr”
Terima kasih kepada dua jempol yang tekun dan pantang menyerah dalam merespon semua pesan tersebut, gak tau juga gimana jadinya tanpa kalian. Dan buat yang disana, yang sempat terpinggirkan dan gak dianggap. Maaf ya, rasanya biasa aja saat kamu ngucapin “selamat, anda mendapat tsel sebesar 200minutes..”


TKP I; Petirtaan Kendedes
Rabu, 8 Maret 2016 pukul 20.00 WIB
Malam itu tak seperti biasanya, disekitar sumber air dan pohon yang menjulang tinggi tertangkap adanya penampakan mas semplon dan mas barangalus (rajin banget kejar pertamax). Tak lama kemudian kehadiran mas ramanoreason, mas yeties dan mas groschniy mulai mempertegas acara yang beberapa hari yang lalu kami idam-idamkan. Beberapa waktu kemudian mulai berdatangan rombongan lainnya, dalam mode slow motion; aura yakuza tiba2 muncul. Mas dodolwatu, mas amica ulul dan sesepuh2 lainnya keluar dari mobil (masih dalam mode slow motion).. jeng jeng jeng jeeeng...jeng jeng jeng jeeeng...
Mereka berjalan penuh percaya diri sembari membawa perlengkapan dan peralatan ritual, makin mantap laaahhh (masih dalam mode slow motion). Setelah melewati penjagaan juru kunci akhirnya ritualpun dimulai. Beberapa orang mulai membakar dupa dengan niat masing2, beberapa lagi sedang mengeksplorasi sisi supranatural lokasi tersebut.




Area parkir Stupa Sumberawan
Rabu, 9 Maret 2016 pukul 00.30 WIB
Setelah selisih lap race yang signifikan akhirnya kami dipersatukan kembali , disaksikan dan diayomi oleh sebuah bangunan gazebo luas, lokasinya berdiri disebelah area parkir. Alhamdulillah, makin klop banget ada lokasi strategis dan nyaman untuk beristirahat ngeteh sejenak .
Seperti situs2 lainnya pada umumnya, menjelang momen langka ini biasanya ada orang2 yang juga tidak ingin ketinggalan meraup sisi karomah gerhana. Sapa menyapa dan permisi nimbrung didalam gazebo, tiga orang bapak2 tersebut mempersilahkan kami dengan ramah. Kami paham bahwa niat dan tekad kami sama seperti mereka, sehati sejiwa menunggu dengan sabar juru kunci membuka pagar.

Inilah Forsup Malang dalam suasana kekeluargaan,
Percakapan menghiasi kabut melepas temaram,
Saling bercerita pengalaman hingga habis sepertiga malam


TKP II; Stupa Sumberawan
Rabu, 9 Maret 2016pukul 03.00 WIB
“Cekreeeeeekkkkkkk kriiiiiyyyyyyyeeeeeekkkkkk…..” daun pintu pagar itupun akhirnya bergesekan memecah kekhusyukan suara aliran air, para pelukan daun dan ranting, serta bisikan2 angin (ciyeeeehh puitis).
Dari pintu pagar, langkah kaki menuntun kami menuju altar batu yang letaknya berada didepan stupa.
Dalam suasana gelap mencoba menuntaskan pandangan pada meja batu dihadapan kami, maklum saja karena pada situs belum ada akses listrik. Bahkan di gazebo tadi saja hanya ditemani bara dupa dan nyala lilin, tetapi justru ini yang membuat suasananya sangat mendukung. Diatas meja batu terletak tatanan bunga yang masih segar, mungkin jejak ritual seseorang hari kemarin.

Seiring dengan terciumnya wewangian, perlengkapan dan peralatan mulai disiapkan.
Beratap langit bertahta konstelasi bintang2, suasana gelap hanya bercahaya bara dupa dan arang, bergumul dengan aroma wangi dupa, bunga, kemenyan. Dibelakang meja batu kami duduk berderet menghadap arah selatan, arah bangunan stupa berada.
Sesaat kami larut dalam keheningan mantra dan tiba-tiba terdengar suara seperti sebuah benda besar terjatuh.
Dhuaaarrrrrrr!!!!!!
Titik jatuhnya tak kurang dari 2 meter dari posisi kami… benar-benar nyaris!!
Kaget??? Ya iyalah kaget..!!!
Mau tau pastinya benda apa?
Mau tau aja apa mau tau bangett??
Ciyus??
Miapah??
Korban bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari ketinggian, serem banget..


Kejadian tersebut tak serta merta menggoda urung niat kami, ritual terus berlanjut hingga menjelang adzan Subuh untuk wilayah Malang dan sekitarnya. Kami menduga jika habis sepertiga malam dan fajar menjelang maka yang adzan adalah saat. Benar saja, tak berapa lama kemudian saat adzan subuh.. thanks saat.. jasamu biarlah Allah yang mengganjar dengan pahala.
Dengan tenang kamipun menyusuri jalan setapak dan kembali menuju gazebo, menanti saatnya sang surya bersinar.
Adakah yang lebih romantis dari terbayarnya penantian matahari dan bulan?

Teh hangat kloter kedua tersaji dihadapan kami , menghangatkan pembicaraan yang tipis oleh dinginnya kabut yang menyelinap diantara pepohonan pinus. Diskusi berlanjut sembari mempersiapkan benda2 yang rencananya akan mengalami blessing dalam ritual gerhana matahari. Minyak ada, amulet ada, tasbih ada, gelang ada, cincin ada, mustika ada, rajahan ada, mie goring ada.. ayam guring tak ada.. :
Sejalan dengan mencuatnya matahari dari samudera, hawa ghaib makin pekat, sepertinya para hewan mulai bereaksi resah dan tumbuh-tumbuhan seakan memucat. Rembulan yang biasanya tampak lembut kini seakan menjelma menjadi kutukan bayangan.

Ketika sinar sang surya sedikit demi sedikit mulai digerogoti oleh rembulan, rasa-rasanya kita berada dalam suatu dimensi yang hampa, dimana ruang dan waktu terhenti. Pandangan terhadap alam sekitar menjadi terdistorsi menjadi suasana sephia berbalut aura mistis yang luar biasa.

Merasakan suasana yang tak biasa, bergegas kami melaksanakan rentetan ritual dimulai dari sholat gerhana matahari, menuliskan rajahan, meracik minyak, mengasah amalan hingga sesi berjemur tanpa sunblock.


Area parkir stupa
Rabu, 9 Maret 2016 pukul 10.00 WIB
Sungguh pengalaman spiritual supranatural yang sangat amat luar biasa berkesan bagi setiap anggota keluarga besar forsup reg. malang. Fenomena langka yang kami saksikan telah berakhir, namun aroma ghaibnya masih melekat dalam-dalam. Setelah cukup berperang dengan katup mata dan rasa lapar sejak kemarin malam akhirnya kami memutuskan mengakhiri acara tersebut. Ada gejolak yang berkecamuk sedari tadi, mulai kalap terobsesi kasur, beringas mencari toilet dan merana mengharap lalapan.

sekilas info tentang TKP disini(makasih tambahan mas dodolwatu)



Wajib lapor:



Tambahan: