Presiden Indonesia kedua ini dilahirkan di Kemusuk, Yogyakarta pada tanggal 8 Juni 1921 dari rahim seorang ibu yang bernama Sukirah dan ayah beliau yang merupakan seorang pembantu lurah dalam bidang pengairan sawah dan juga sekaligus seorang petani yang bernama Kertosudiro. Soeharto dikenal sebaga satu-satunya Presiden di Indonesia yang memiliki masa jabatan terlama yaitu sekitar 32 Tahun. Dikenal dengan sebutan "Bapak Pembangunan"

Parlemen



Zaman Soeharto
Di era ORBA gedung DPR ini hanya diisi oleh 3 parpol saja, yaitu PPP, Golkar dan PDI. Gedung DPR kala itu didominasi oleh anggota parlemen dari partai Golkar, namun sebagian besar rakyat tidak tahu siapa wakil2 mereka di dalam gedung itu, Pemilu dahulu hanya mencoblos partainya saja, rakyat seperti membeli kucing dalam karung. Karena suara berpolitik sangat terkekang di masa itu dan media memiliki akses terbatas untuk meliput ke gedung itu, maka rakyat hampir tidak pernah melihat kegaduhan sesama anggota dewan yang terjadi di gedung itu, dan kegaduhan2 seperti itu memang hampir jarang terjadi.

Zaman Presiden setelahnya
Gedung itu pernah menampung aspirasi 48 parpol dan terus berubah hingga menciut menjadi 24 parpol dan 12 parpol saat ini. Terbanyak dalam sejarah, hingga ketika pemilu, untuk membuka surat suara di bilik TPS seperti kayak membuka koran. hhehe. Di dalam Gedung DPR rakyat sudah banyak yg tau siapa2 saja anggota dewan yg mewakili mereka di gedung DPR. Sudah ada kebebasan bersuara dalam hal berpolitik, demokrasi sudah mulai membaik, Akses terbuka untuk media meliput kegiatan di gedung DPR. Tetapi kelakuan2 para wakilnya,, sangat wow,, Memaksakan pendapat sampe berkelahi di gedung itu, ada yg nonton bokep, mencaci maki sesama anggota dewan, melempar lempar kursi. Dan rakyat Indonesia menyaksikan hal tersebut.. Bikin malu. Sangat kebabalasan ketika mendapat kebebasan bersuara politik, tidak ada norma, etika dan aturan dalam menyampaikan pendapat. Maen hantam aja, persis kayak hewan yang baru dilepas dari kandang setelah sekian lama terkurung.

Demonstrasi



Zaman Soeharto
Aksi demonstrasi yg terkenal di zaman beliau adalah Demonstrasi 1998, menciptakan sebuah tragedi Semanggi yang memakan korban dari pihak mahasiswa Trisakti. Demonstrasi ini hampir terjadi di seluruh pelosok negri dan hampir memporak porandakan bangsa ini. Menyerukan keluhan dlm bentuk demo sangat dilarang di zaman itu, apalagi demo yang bersifat anarkis, merusak fasilitas umum, membuat kemacetan hampir gak pernah terjadi di zaman itu. Jadi banyak rakyat yg memendam keluh kesahnya di dalam hati, dan ketika dikeluarkan pecahlah Demonstrasi 98.

Zaman Presiden setelahnya
Dizaman ini masyarakat memilki kebebasan utk mengeluarkan pendapat dan keluh kesahnya. Dari seluruh lapisan dan golongan masyarakat bebas bersuara menuntut haknya oleh pemerintah. Tetapi caranya itu, para kaskuser udah liat sendiri kan. Halte, taman kota, lampu jalan, gedung2, kendaraan dll, sering menjadi korban dalam demo menyerukan pendapat dan keluh kesah masyarakat. Belum lagi masyarakat yg terjebak macet apabila ada demo, jika coba2 melintas di kerumunan demonstran, siap2 deh kendaraan jadi korban amuk massa. Ini demo menyuarakan hati apa kesurupan massal ya?

Tindakan Kriminal



Zaman Suharto
Dizaman ini TNI adalah Institusi yang sangat vital dalam menjaga stabilitas keamanan baik di dalam maupun diluar negeri. Peran Polri hanya mencolok terlihat di dalam hal penegakan hukum di lalu lintas. Aksi TNI yang cukup menghebohkan adalah program PETRUS, dimana proses hukum yg tidak menyeret si pelaku kejahatan ke meja hijau, pelaku kejahatan langsung di eksekusi di lapangan tanpa melalui proses peradilan. Banyak pelaku2 kriminal yg raib waktu itu, dan ketika ditemukan biasanya udah jadi mayat. Dimasa itu tidak ada HAM utk pelaku kejahatan, pelaku kejahatan tidak diberi kesempatan utk memperbaiki prilakunya untuk menjalani kehidupannya, tiba2 udah jadi mayat aja.

Zaman Presiden setelahnya
Di zaman ini pelaku kejahatan mendapatkan kesempatan kembali utk memperbaiki prilakunya dengan mendapatkan proses di meja hijau dan menjalani massa hukuman sesuai dengan tingkat kejahatan. Aksi PETRUS udah gak ada HAM ditegakkan, tetapi aksi masyarakat main hakim sendiri ya banyak, di karenakan kriminalitas sangat menjamur dan meresahkan. Fenomena Begal, Genk Motor, seolah2 sprti parasit yg sulit diberantas. Kalau masalahnya faktor ekonomi, zaman dulu ya jg banyak org susah, tapi dulu masyarkatnya takut dengan hukuman yang menanti jika melakukan kejahatan, bisa jadi mayat tak dikenal coy. Kalo dulu Begal dan Genk Motor ini tidak ditangkap tapi DITUMPAS.

KORUPTOR



Zaman Suharto
Di zaman ini koruptor yg terkenal dan menjadi buronan adalah Edy Tansil, ini adalah koruptor kelas kakap di masa itu, Koruptor zaman dulu sangat jarang ditangkap, biasanya kalo pejabat melakukan korupsi, atau tidak patuh dengan pemimpin, sanksinya biasanya cuma di copot, tetapi pada masa itu dicopot adalah hal yg paling memalukan, dan biasanya org yg dicopot tenggelam dan di kucilkan masyarakat. Contohnya Menparpostel Joop Ave. Praktek korupsi dulu hanya dilakukan oleh pejabat2, pemimpin daerah yang memiliki kedekatan dengan Keluarga Cendana.

Zaman Presiden Setelahnya
Segala upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi, dengan meningkatkan kinerja Kejaksaan, Polri dan membentuk KPK. Hasilnya banyak juga koruptor yg ketangkap, tapi lebih banyak lagi yg masih berkeliaran. Pelaku koruptor bukan hanya dari pihak penguasa, pihak yg berseberangan dengan penguasa pun tak ketinggalan. Bukan hanya pejabat, sampe setingkat lurah, kepala desa dan kepling juga berani melakukan korupsi. Inilah yag salah dalam mempraktekkan kebebasan

Kritik Utk Presiden

maaf gambar tidak aku tampilkan, tapi para kaskuser udah pernah liat meme penghinaan Presiden, silahkan menilai.

Zaman Soeharto
Jelas di zaman ini presiden dan pemerintah sangat tidak mau dikritik, sehingga tidak ada yg mampu mengontrol dan mengingatkan mereka yang berkuasa. Apalagi menghina presiden, dijamin hampir seluruh rakyat Indonesia ni akan geram. Walaupun tidak semua rakyat Indonesia ini senang dipimpin Soeharto, tapi jika beliau di hina, kalo gak Petrus ya rakyat sendiri yang akan menghukum penghinanya.

Zaman Presiden setelahnya.
Di zaman ini banyak kebebasan mengkritik presiden melalui berbagai media, kritik wajar dan pedas itu relatif, tapi boleh aja kok di utarakan. Tapi bukan hanya kritikan, penghinaan melalui gambar2 yang tidak pantas banyak menjamur. Sepertinya kebebasan berpendapat dijadikan benteng perlindungan untuk menghina lambang negara. Kebabalasan men

agan2 tau kan skandal yg melibatkan mereka...
Jika skandal ini terjadi di zaman Soeharto, dipastikan agan2 skalian gak akan melihat mereka di tipi lagi, bisa2 mereka dikeluarkan dari negara ini. Untung aja di zaman Soeharto belum ada hape yg ada kameranya